Banyak universitas di Jerman ternyata menerima dana dari Kementerian
Pertahanan AS untuk penelitian. Menurut laporan media, hasil penelitian
itu bisa digunakan untuk kepentingan militer.
Universitas Marburg meneliti kemampuan drone untuk Penatagon
Bahan peledak, kaca anti peluru atau pesawat tanpa awak atau drone untuk
pengintaian, itulah bidang penelitian yang mendapat penyaluran dana
dari Pentagon. Hal itu diungkapkan oleh tim jurnalis stasiun televisi
NDR dan harian Süddeutsche Zeitung. Misalnya di Universitas Marburg,
para ahli mengembangkan drone kecil yang bisa terbang ribuan kilometer.
Keistimewaannya, drone ini punya mata khusus, yang bisa "melihat" di
kegelapan. Drone ini menggunakan tata letak bintang dan cahaya bulan untuk bernavigasi.
"Proyek penelitian ini pada awalnya cukup mengagumkan bagi saya", kata
Benedikt Strunz dari NDR. Setelah melakukan investigasi, ia menemukan
bahwa proyek itu mendapat bantuan dana 70.000 dollar dari Angkatan Udara
Amerika, US Air Force. "Ketika kami bertanya, universitas mengatakan
penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar", kata Strunz.
Setelah diselidiki lebih jauh, proyek di Marburg ternyata sedang menguji
kemampuan navigasi untuk sistem roket yang bisa menempuh jarak jauh.
"Jelas-jelas ini proyek senjata militer", kata Strunz. Tim jurnalis yang
menyelidiki kasus ini juga menemukan banyak proyek lain di univeritas
Jerman, yang ternyata mendapat bantuan dana dari militer Amerika
Serikat.
Bantuan dana untuk penelitian militer
Jurnalis dari NDR dan Süddeutsche Zeitung mengungkapkan,
ada 22 perguruan tinggi dan pusat penelitian di Jerman yang mendapat
dana dari militer Amerika Serikat. Jumlah keseluruhan bisa mendapai 10
juta dollar.
Misalnya Universitas Ludwig Maximilian di München tahun 2012 menerima
sekitar 470.000 dollar dari Pentagon. Penelitian yang dilakukan mencakup
tentang ujicoba bahan peledak dan kaca anti peluru. Universitas di
Saarland menerima sekitar 120.000 dollar untuk analisa matematika
struktur bahasa. Hasil penelitiannya bisa digunakan untuk membuat
program penyadapan telepon dan komputer.
Beberapa universitas yang menerima dana dari militer AS bahkan punya
anggaran dasar yang menyatakan hanya melakukan penelitian untuk
kepentingan sipil dan damai, dan menolak riset untuk kepentingan
militer.
Kritik dan tututan transparansi
Peneliti Jerman Jürgen Altman dari Universitas Teknik Dortmund
mengeritik kegiatan penelitian yang didanai oleh militer Amerika. "Ini
jadi masalah, jika ilmu pengetahuan digunakan untuk menyiapkan perang.
Apalagi kalau riset itu dilakukan berdasarkan pesanan dari Amerika.
Karena Amerika pernah melakukan perang tanpa mandat dari PBB". Ia
menuntut agar dunia ilmu pengetahuan memperhatikan konsekuensi dari
hasil penelitian mereka.
Politisi partai oposisi Die Linke, Nicole Gohlke mengatakan, hampir
tidak bisa dipercaya "bahwa kasus ini sampai kini tidak diketahui
publik". Anggota Partai Hijau Kai Gehring menuntut agar universitas
bersikap transparan tentang dana eksternal untuk penelitian mereka.
"Hanya kalau data-data perjanjian kerjasama itu dipublikasi, bisa ada
wacana luas tentang masalah etika dalam pembiayaan proyek penelitian",
ujarnya.
Kementerian Pertahanan Jerman sekarang mengumumkan, pihaknya juga
memberi dana untuk berbagai penelitian di universitas. Dalam tiga tahun
terakhir, rata-rata 10 juta Euro disalurkan setiap tahun. Pesanan riset
mencakup bidang teknologi pertahanan dan penelitian sosial. Tapi
keterangan rinci "tidak dapat diberikan atas alasan keamanan militer dan
sipil", demikian disebutkan.
No comments:
Post a Comment