JAKARTA -- Polri menghentikan sementara kerja sama dengan Australia
menyusul memanasnya hubungan diplomatik kedua negara. Termasuk, kerja
sama yang menyangkut pengadaan perlengkapan datasemen khusus 88
antiteror.
"Sementara dihentikan semua kerja sama itu karena ini perintah
presiden," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie usai Puncak
Acara Kampung Bebas Narkoba Lomba Kampung Bersih Narkoba 2013 se-DKI
Jakarta, di Jakarta, Sabtu (23/11).
Ronny mengatakan, kerja sama tersebut, di antaranya pelatihan sumber
daya manusia (SDM ) untuk meningkatkan kemampuan Polri, termasuk
pengadaan alat-alat untuk Densus 88 Antiteror serta untuk melacak
kejahatan dunia maya (cyber crime).
Namun, dia mengatakan pihaknya tengah melakukan evaluasi terhadap
alat-alat itu untuk mengetahui apakah ada perangkat yang dipasang yang
bisa menguntungkan Australia."Nanti akan dievaluasi, diperiksa semuanya
apakah di dalamnya ada alat penyadap atau tidak. Kalau tidak ada akan
kita gunakan terus," katanya.
Dia juga menjelaskan telah dibentuk tim untuk memeriksa alat-alat
tersebut agar pengecekannya maksimal."Kita sudah bergerak dan akan
dilakukan maksimal sampai tuntas, peralatan itu kan computerized, membutuhkan ahli yang memahami, kita datangkan dari ITB, kalau perlu dari Kemkominfo," katanya.
Selain pengadaan alat, Ronny menyebutkan kerja sama khusus dengan Australia terkait pencari suaka atau people smuggling juga untuk sementara dihentikan.
"Kalau people smuggling yang sifatnya internasional (dengan
negara lain), itu kita lanjutkan. Ini kan bukan hanya dengan Australia
saja, tetapi ini termasuk 'transnational crime' (kejahatan
transnasional," katanya.Dia mengaku belum mendapatkan kepastian sampai
kapan kerja sama tersebut akan dihentikan sementara.
No comments:
Post a Comment