Jakarta - Presiden RI SBY telah
menerima balasan dari PM Australia Tony Abott mengenai kasus penyadapan
yang sempat menggegerkan publik Indonesia. Wakil Ketua Komisi I DPR RI
Ramadhan Pohan memandang dari sudut pandang lain terkait isu ini.
"Australia telah berhasil mempersatukan kita, Bangsa Indonesia. Apa yang disampaikan pemerintah baik itu dari Pak Marty (Menlu RI), Djoko Suyanto (Menkopolhukam RI), dan Pak SBY
sendiri selaku Presiden itu sama dengan
DPR dan rakyat. Bahkan PDIP yang biasanya selalu berseberangan dengan
kami (PD) itu menyuarakan hal yang sama," tutur Ramadhan Pohan kepada
detikcom, Minggu (24/11/2013)."Australia telah berhasil mempersatukan kita, Bangsa Indonesia. Apa yang disampaikan pemerintah baik itu dari Pak Marty (Menlu RI), Djoko Suyanto (Menkopolhukam RI), dan Pak SBY
Wasekjen PD tersebut memberi contoh ketika isu kenaikan harga BBM yang lalu. Ketika itu terjadi perbedaan pendapat yang signifikan sehingga muncul perdebatan sengit baik di level legislatif maupun di masyarakat.
"Tetapi isu penyadapan ini berbeda, kita benar-benar merasa satu bahasa, satu bangsa, dan satu nusa. Inilah nasionalisme," imbuhnya.
Mengenai surat balasan dari PM Abott itu sendiri pihaknya mengaku belum mengetahui isinya. Ramadhan yakin pemerintah akan mempelajarinya terlebih dahulu sebelum akhirnya dipublikasikan atau tidak.
"Reaksi pemerintah itu saya yakin akan berdekatan dengan sanubari rakyat, tidak akan jauh dari keinginan rakyat. Apakah nantinya kami (Komisi I DPR RI) akan tetap menemui Snowden atau tidak, itu masih jadi opsi wacana yang disiapkan. Tapi jika pihak pemerintah ataupun pihak intelejen kita yang sudah bergerak, ya opsi menemui Snowden tidak akan dilakukan," terangnya.
No comments:
Post a Comment