Jakarta: Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Jenderal Moeldoko mengatakan hubungan militer antara Indonesia dengan
Singapura masih melihat perkembangan lebih lanjut. Pasalnya, ada
ketegangan antara kedua negara soal penamaan Usman Harun pada kapal
perang Indonesia.
"Selama ini tidak ada yg berubah. Kita lihat perkembangan situasi," kata Moeldoko di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Senin (10/2).
Moeldoko menjelaskan TNI akan bekerja sama dengan pihak manapun. Namun bila menyangkut kedaulatan Negara Kesatuan RI, Moeldoko mengatakan TNI tegas dan jelas.
"Selama ini tidak ada yg berubah. Kita lihat perkembangan situasi," kata Moeldoko di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Senin (10/2).
Moeldoko menjelaskan TNI akan bekerja sama dengan pihak manapun. Namun bila menyangkut kedaulatan Negara Kesatuan RI, Moeldoko mengatakan TNI tegas dan jelas.
Terkait penamaan Usman Harun, Moeldoko tak mempermasalahkan sikap Singapura. Ia berharap masalah itu tuntas dengan baik.
"Kalau bagi saya mari kita jalan baik-baik saja. Jangan bawa ke arah yang negatif," ujarnya.
Usman dan Harun adalah anggota Komando Korps Operasi (KKO) yang sekarang dikenal sebagai Korps Marinir TNI AL. Keduanya adalah anggota pasukan khusus yang menyusup ke Singapura semasa Konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966). Usman dan Harun digantung Pemerintah Singapura setelah berhasil meledakkan MacDonald House di Singapura.
Setelah pemberitaan media massa Indonesia mengenai penamaan KRI Usman Harun, Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam menyampaikan keberatannya kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa. Menurut Shanmugam, penamaan Usman Harun akan melukai perasaan rakyat Singapura. Terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada 1965.
No comments:
Post a Comment