London – Inggris menduduki peringkat paling bawah dari lima
negara yang menghabiskan anggaran militernya. Bahkan, posisi Inggris
kini di bawah Rusia, China dan Arab Saudi.
Hasil survei terbitan International Institute for Strategic Studies (IISS), yang dikutip The Guardian
Rabu (5/2/2014) menyebutkan AS masih menduduki peringkat teratas dengan
total biaya US$600 miliar. Disusul China US$112,2 milyar, Rusia US$68,2
milyar dan Arab Saudi. Negara Timur Tengah yang menjadi negara pembeli
senjata dari Inggris itu menghabiskan belanja militernya sekitar US$59,6
milyar sedangkan Inggris hanya US$57 milyar.
Turunnya belanja
militer di Inggris dan Eropa serta Barat, menurut studi IISS, akibat
persaingan kekuatan militer yang bergeser ke kawasan Asia Pasifik dan
Timur Tengah. Pengeluaran belanja militer di Eropa, menurun sekitar 2,5%
sejak 2010, sebaliknya negara-negara Asia menghabiskan anggaran
militernya 11,6% lebih tinggi tahun 2013 dibanding 2010. China, Jepang
dan Korea Selatan tercatat sebagai negara-negara yang banyak
menghabiskan biaya perang dan pertahanan.
IISS menyebutkan, berkurangnya anggaran militer Barat disebabkan oleh meningkatnya penggunaan Drone
pesawat militer tanpa awak yang biayanya jauh lebih rendah ketimbang
pesawat tempur biasa. ‘”Kita akan melihat kencenderungan sistem
pertahanan dan pertempuran militer yang bisa dibawa di tas punggung,’’
ujar Doug Barne, ahli pesawat militer IISS kepada The Guardian.
Namun
Perdana Menteri Inggris David Cameron menyanggah hasil survei tersebut.
‘’Kami masih menjadi negara keempat terbesar dunia yang menghabiskan
anggaran militernya. Dan kami tetap di posisi itu, selama saya menjadi
perdana menteri Inggris,’’ ujar PM David Cameron bulan lalu.
Pernyataan
itu dikeluarkan Cameron menyusul ucapan Menteri Pertahanan AS Robert
Gates yang menyebutkan ‘’Angkatan Bersenjata Inggris tak akan bisa lagi
mendampingi sebagai partner AS,’’ kata Robert Gates. [bah]
No comments:
Post a Comment