JAKARTA -- TNI Angkatan Udara (AU) memaksimalkan pengamanan
perbatasan dengan menggunakan radar. Saat ini TNI AU menggunakan radar
Master-T untuk memantau situasi perbatasan di Biak, Merauke, dan
Timika.
"Ini radar baru dan modern. Radar Type Master-T buatan Prancis,"
jelas Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto,
saat dihubungi, Jumat (14/2).
Gelar Radar Master-T difokuskan di wilayah timur untuk menjangkau
wilayah udara dan perairan yang cukup luas. Wilayah ini dicurigai
menjadi celah bagi negara asing untuk menyusup.
Hasil pantauan radar nantinya akan menjadi bahan bagi Komando
Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). Tidak kurang dari 20 Satuan
Radar yang terbagi ke dalam empat Komando Sektor (Kosek).
Kosek I bermarkas di Halim, Jakarta membawahi enam radar, yaitu
Satuan Radar (Satrad) Satrad 211 Tanjungkait, Satrad 212 Ranai, Satrad
213 Tanjung Pinang, Satrad 214 Pemalang, Satrad 215 Congot dan Satrad
216 Cibalimbing.
Kosek II di Makassar membawahi lima radar, Kosek III di Medan
membawahi empat radar dan Kosek IV di Biak membawahi lima radar. Yakni
Satuan Radar 243 Timika, Satuan radar Biak, Satuan Radar 244 Merauke,
Buraen Kupang NTT dan Satuan Radar 245 Saumlaki Maluku Tenggara Barat.
TNI menargetkan terpasang 32 radar militer pada 2024.
Radar TNI AU telah berhasil mendeteksi pesawat yang menyusup ke
Indonesia. Beberapa tahun lalu satrad TNI AU mendeteksi pesawat jenis
Cessna 208, N-354 RM.
Pesawat itu dicegat dua sukhoi TNI AU dan didaratkan paksa di Lanud
Balikpapan. Radar TNI AU juga pernah mendeteksi pesawat PM Papua Nugini
beberapa waktu lalu yang terdeteksi masuk wilayah Indonesia.
No comments:
Post a Comment