JAKARTA - Ketegangan antara China dan Jepang, acap kali
terjadi. Beberapa waktu lalu, kurang harmonis hubungan kedua negara
kembali terjadi.
Hal ini terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe berkunjung ke kuil Yasukuni. Kuil dibangun sebagai tempat penghormatan untuk tentara Jepang.
Hal ini terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe berkunjung ke kuil Yasukuni. Kuil dibangun sebagai tempat penghormatan untuk tentara Jepang.
Tokoh yang dihormati di kuil tersebut termasuk pejabat militer Jepang yang didakwa terlibat dalam pembantaian warga China di Nanjing. Aksi Abe itu, segera mengundang kecaman dari pihak China.
Deputy Chief of Mission China untuk Indonesia Liu Hongyang menyebut Jepang harusnya menginstropeksi sejarah. Komentar tersebut disampai Liu di Jakarta, Jumat (28/2/2014).
"Semua tindakan dari tokoh sayap kanan Jepang sudah menyebabkan kemarahan masyarakat internasional termasuk China," ucap Liu.
"Jepang harus instropeksi sejarah agresi imperialisme dan juga memberikan pandangan sejarah yang betul," paparnya.
PM Jepang sebenarnya telah menyatakan kunjungan ke Yasukuni bukan untuk menimbulkan kembali luka lama rakyat China.
“Anggapan bahwa Kuil Yasukuni merupakan tempat penghormatan bagi penjahat perang adalah kesalahpahaman. Saya berkunjung untuk mengabarkan kemajuan Jepang kepada pendahulu kita,” jelas Abe.
Peristiwa Nanjing diakui menjadi salah satu sejarah kelam bagi hubungan kedua negara. Ketika tentara militer Jepang melakukan pembantaian terhadap lebih dari 300 ribu penduduk sipil China.
Tidak ingin terulang lagi Pemerintah China bahkan menjadikan 13 Desember sebagai hari peringatan atas peristiwa nahas itu.
Cina hrs menggerakan kekuatan militernya ke wilayah pulau yg menjadi sengketa, krn Jepang dg kekuatan militernya menghabiskan rakyat Cina(Peristiwa Nanjing) dlm perang dunia ke II dan sewajarnya kalau Cina meminta kembali pulau yg dikuasai Jepang.
ReplyDelete