Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
mengaku sudah mendengar kabar pembakaran kapal nelayan Indonesia oleh
pihak militer Papua Nugini di perbatasan laut kedua negara. Purnomo
mengaku mendapat kabar tersebut dari Komandan Pangkalan Utama Angkatan
Laut XI di Merauke.
"TNI akan cek duduk persoalannya. Kan ada pangkalan terdekat dengan perbatasan, yakni di Torasi," kata Purnomo kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin, 10 Februari 2014.
"TNI akan cek duduk persoalannya. Kan ada pangkalan terdekat dengan perbatasan, yakni di Torasi," kata Purnomo kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin, 10 Februari 2014.
Menurut dia, TNI akan mencari tahu duduk perkara kejadian tersebut. Termasuk mendalami motif pembakaran yang dilakukan oleh militer Papua Nugini tersebut.
Pasukan TNI juga akan memeriksa para nelayan yang selamat. Tujuannya, mengetahui tujuan kapal nelayan yang melintasi perbatasan Papua Nugini.
Menurut dia, pemerintah tak boleh gegabah mengambil sikap terhadap perbuatan militer Papua Nugini. "Pemerintah harus teliti sebelum ambil langkah," katanyaa.
Kamis siang, 7 Januari 2014, sekitar 10 nelayan dari Kabupaten Merauke berangkat menggunakan perahu motor cepat menuju perairan perbatasan RI-Papua Nugini.
Namun mereka ditangkap pihak keamanan Papua Nugini. Para nelayan ini dianggap memasuki kawasan perairan Papua Nugini. Speed boat para nelayan langsung dibakar. Para penumpangnya kemudian diperintahkan berenang sejauh 7 kilometer menuju daratan dalam kondisi cuaca buruk dan ombak tinggi.
Lima dari sepuluh nelayan akhirnya meninggal dunia lantaran kelelahan, sedangkan lainnya hingga kini belum ditemukan. Pihak keluarga masih menunggu proses evakuasi para nelayan nahas tersebut.
No comments:
Post a Comment