Penemuan sejumlah perahu penyelamat (sekoci) berisi
para imigran di beberapa wilayah di pantai selatan Pulau Jawa diklaim
memperkeruh hubungan antara Indonesia dan Australia.
Deputi Menkopolkam Bidang Koordinasi Komunikasi
Informasi dan Aparatur, Marsekal Muda Agus Barnas, mengatakan penemuan
sekoci berisi para pencari suaka ini "memperkeruh proses normalisasi
hubungan dengan Australia," kata Agus kepada wartawan BBC Arti Ekawati,
Kamis (06/02).
Hubungan Indonesia-Australia terkait
kerjasama militer dan penanggulangan manusia perahu dibekukan karena
masalah penyadapan yang dilakukan Australia terhadap sejumlah petinggi
Indonesia.
Seperti dilaporkan oleh Koran Tempo, TNI AL di
wilayah operasional Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, menemukan sebuah sekoci
atau kapal kecil yang disinyalir mendarat pada 15 Januari lalu.
Sekoci dengan model tertutup ini diberitakan
memiliki fasilitas seperti pendingin udara, pelampung serta pasokan
makanan dan air.
Sekoci ini berisi para pencari suaka dengan
negara tujuan Australia yang dibawa kembali masuk ke perairan Indonesia.
Sejauh ini aparat setempat mengklaim sudah menemukan 11 sekoci berisi
imigran yang terdampar disekitar lokasi.
Sebelumnya pemerintah Indonesia mengecam tindakan Australia dan meminta negara itu agar menghentikan tindakan Klik
mengembalikan para pencari suaka ke wilayah perairan IndonesiaKlik
.
"Kita sudah minta berulang-ulang [untuk tidak
mengembalikan para pencari suaka]. Kita di Indonesia pun punya masalah
yang sama dengan Australia mengenai pencari suaka," kata Agus.
Namun, Agus mengatakan hingga kini belum ada
komitmen dari Australia yang menjamin pengiriman pencari suaka ini tidak
akan terulang lagi.
Australia juga menjadi pusat pemberitaan setelah dikabarkan membeli Klik
sejumlah perahu penyelamat yang diduga akan dipakai sebagai sarana mengembalikan para pencari suaka.
No comments:
Post a Comment