Jakarta : Indonesia mengalami kekurangan radar untuk
pertahanan. Rencananya, sebanyak 4 unit radar baru khusus militer
berjenis radar primer bakal didatangkan tahun ini. Hal ini tertuang
dalam rencana strategis Kementerian Pertahanan 2009-2014.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Hadi Tjahjanto
menuturkan, hingga kini Indonesia baru memiliki 20 radar yang tersebar
di seluruh Indonesia.
"Untuk radar kita sudah tergelar 20 radar
dengan jenis Plesey, Thomson dan Master-T," kata pria berkumis itu dalam
keterangan tertulis kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (14/02/2014).
Hadi
menuturkan, TNI AU akan membeli radar-radar baru secara bertahap.
Diharapkan, radar-radar itu dapat membantu menjaga perbatasan dan
wilayah udara tanah air.
"Saya perlu tambahkan radar tambahan
renstra 2, Jayapura, Tambolaka, Singkawang, Ploso. Pada renstra 3,
Morotai, Ambon, Kendari, Tanjung Pandan, Bengkulu dan Nliyep Malang,"
tuturnya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai radar
khusus militer di Indonesia masih kurang. Untuk menutupi kekurangan
tersebut, Kemenhan bekerja sama dengan radar sipil atau radar sekunder.
"Kekurangannya
kami hitung sekitar 32-34 unit radar di seluruh Indonesia," ucap
Purnomo di Landasan Udara Ranai, Natuna, pada 30 Oktober 2013 silam.
Radar
primer atau khusus militer digunakan untuk memantau dan mencatat segala
jenis pesawat yang terbang yang menggunakan bahan baku logam. Sedangkan
radar sekunder atau sipil digunakan pada penerbangan domestik dan tidak
akan bisa memantau pesawat yang mematikan transmiternya
No comments:
Post a Comment