Para menteri luar negeri
Uni Eropa, Senin (20/1/2014) memutuskan untuk mengerahkan militer Uni
Eropa untuk membantu pasukan Perancis dan Afrika mengatasi anarki di
Republik Afrika Tengah (RAT).
Perancis yang sejak bulan lalu mengirimkan 1.600 personel militernya ke RAT, membutuhkan bantuan.
Akhirnya, ke-28 menlu Uni Eropa menyepakati sebuah konsep manajemen krisis berupa pengerahan pasukan multinasional Eropa ke negeri bekas jajahan Perancis itu.
Perancis yang sejak bulan lalu mengirimkan 1.600 personel militernya ke RAT, membutuhkan bantuan.
Akhirnya, ke-28 menlu Uni Eropa menyepakati sebuah konsep manajemen krisis berupa pengerahan pasukan multinasional Eropa ke negeri bekas jajahan Perancis itu.
Pasukan Eropa tersebut akan bertugas selama enam bulan untuk membantu mengembalikan stabilitas keamanan di dan sekitar ibu kota Bangui.
Meski sudah menyepakati pengiriman pasukan, namun belum diketahui negara mana saja yang akan menyumbangkan militernya.
"Persetujuan ini bukan berarti akan ada sebuah operasi militer," kata seorang pejabat Uni Eropa yang menghadiri pertemuan para menlu itu namun tak ingin disebutkan namanya.
Sejumlah diplomat Uni Eropa menyatakan pasukan multinasional ini, jika benar-benar akan dikirim, akan berkekuatan antara 400-600 personel.
Dalam pertemuan para menlu itu, seorang diplomat mengatakan, Estonia menawarkan 55 personel militernya. Sementara Lithuania, Slovenia dan Finlandia mengatakan tengah mempertimbangkan apakah mereka akan mengirimkan militernya.
Sementara itu, Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan Polandia sudah menawarkan sebuah pesawat angkut dan personelnya.
No comments:
Post a Comment