Pemerintah Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki, telah melobi
Washington untuk mendapatkan senjata dan intelijen saat pihaknya
mengatasi para pejuang Al Qaidah di Provinsi Anbar. Tetapi, masih belum
jelas apakah anggota parlemen AS akan menyetujui paket yang diusulkan
itu.
''Kongres memiliki waktu 15 hari untuk mengajukan keberatan untuk
penjualan senjata yang direncanakan, yang juga mencakup 480 rudal
Hellfire dan radar terkait serta sistem navigasi,'' demikian menurut
Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan (DSCA) yang mengawasi penjualan
senjata asing.
Pentagon telah secara terpisah memberitahu Kongres rencana untuk
menyewa enam helikopter Apache untuk memungkinkan pelatihan pilot Irak
mengenai pesawat itu, dalam usulan senilai 1,37 miliar dolar AS.
"Penjualan yang diusulkan ini mendukung kepentingan strategis Amerika
Serikat dengan menyediakan Irak kemampuan penting untuk melindungi diri
dari teroris dan ancaman konvensional, untuk meningkatkan perlindungan
infrastruktur minyak utama dan anjungan-anjungan, serta untuk memperkuat
kedaulatan Irak," kata DSCA.
''Helikopter-helikopter Boeing AH-64 akan membantu menyediakan
pasukan Irak dengan dukungan udara ketat, pengintaian bersenjata dan
misi-misi perang anti-tank," katanya.
Selama berpekan-pekan, bagian dari Ramadi dan Fallujah semua di Irak
barat telah jatuh di tangan pejuang anti-pemerintah, termasuk para
anggota terkait Al Qaidah Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL).
Pencapaian gerilyawan baru-baru ini telah menandai pertama kalinya
mereka memiliki kendali terbuka atas kota-kota Irak sejak invasi 2003
pimpinan AS.
No comments:
Post a Comment