Untuk mengatur operasi dan pengadaan armada Angkatan Laut,
masing-masing negara memiliki proyeksi kekuatan laut yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kepentingannya sendiri-sendiri. Namun demikian,
pada umumnya ada tiga jenis proyeksi kekuatan laut yang dikenal oleh
banyak negara maritim yakni Green Water Navy, Brown Water Navy, dan Blue
Water Navy. Pembagaian ini pertama kali dipopulerkan oleh Angkatan Laut
Amerika Serikat, yang nyata-nyata saat ini telah menguasai ketiga jenis
kekuatan tersebut.
Brown Water Navy adalah angkatan laut dengan kekuatan yang bisa
melindungi serta mempertahankan wilayah perairan di sekitar pantai yang
dikenal sebagai zona lithoral. Wilayah ini mencakup pesisir hingga laut
lepas pantai berjarak ratusan mil. Wilayah inii merupakan bagian
terdalam dari wilayah kemaritiman suatu negara dan di sinilah
terkonsentrasi hiruk pikuk lalu lintas lepas pantai serta kapal-kapal
dari penegak hukum seperti polisi perairan, bea-cukai dan lain-lain.
Kekuatan Brown Water Navy umumnya terdiri atas kapal-kapal patroli
dengan persenjataan defensif seperi meriam untuk tugas mendasar seperti
operasi pantai dan perlindungan kegiatan ekonomi di perairan.
Belakangan, dalam perkembangannya, kapal-kapal patroli tersebut
dilengkapi dengan rudal-rudal ofensif anti kapal permukaan dan/atau
torpedo dan didukung oleh kapal kombatan yang didukung dengna
rudal-rudal serta torpedo untuk fungsi semacam itu. Kapal-kapal patroli
cepat rudal atau torpedo sudah sangat memadai untuk fungsi-fungsi
semacam itu.
Satu tingkat lebih tinggi dari Brown Water Navy adalah Green Water Navy, dimana
angkatan lautnya harus dapat memiliki kekuatan yang diproyeksikan
hingga ke perairan antara batas terluar Brown Water hingga batas terluar
laut dangkal, wilayah kepulauan dan pulau-pulau terluar dari suatu
negara. Dimensi jangkauannya bisa mencapai ribuan mil. Kekuatannya
berupa Kapal cepat rudal dan torpedo yang mampu menjangkau jarak 2000
mil. Selain itu juga memerlukan kapal jenis korvet dan fregat atau yang lebih besar dari itu termasuk kapal selam, karena kekuatan ini harus bisa diproyeksikan hingga perairan terluar dan perairan regional.
Blue Water Navy dimana
proyeksi kekuatannya sudah menjangkau samudera dan perairan antar
benua. Untuk menggambarkan kekuatannya dapat merujuk pada Angkatan Laut
Amerika Serikat. Dengan kekuatan seperti itu, mereka dapat
memproyeksikan kehadiran kapal perangnya hingga ke seluruh penjuru dunia
dengan gugus tugas kapal induk
yang terdiri dari kapal induk sebagai inti, kapal jelajah, kapal selam
dan kapal pendukung. Dengan kekuatan Blue Water Navy, Amerika Serikat
dapat menghadirkan negaranya diperairan sebagai fungsi diplomasi dan
politik.
Selain Amerika Serikat, beberapa negara besar seperti Inggris, Perancis dan Rusia, juga menghadirkan kekuatan lautnya meski dengan kepentingan diplomasi yang berbeda. Inggris, yang pernah dikenal dengan penguasa lautan, kini menghadirkan gugus operasionalnya dengan kapal induk yang lebih kecil, karena diarahkan untuk pertempuran antikapal selam. Sementara Rusia, sebagai inti dari Uni Soviet dulunya, lebih banyak menghadirkan kekuatan laut di penjuru dunia dengan kapal selam bertenaga nuklir.
No comments:
Post a Comment