Amerika Serikat berencana merampingkan angkatan bersenjatanya hingga seribu orang dalam beberapa tahun ke depan. Namun, hal ini tidak akan berdampak banyak bagi kekuatan AS.
Sebab, negeri Paman Sam berencana membentuk pasukan robot untuk menggantikan kekurangan personel di medan tempur.
Jenderal Robert Cone, kepala Komando Pelatihan dan Doktrin AS, mengatakan bahwa di masa depan kekuatan militer AS akan lebih sedikit, tapi lebih mematikan, berdaya tahan tinggi dan gesit.
Berbicara di Army Aviation Symposium di Arlington, Virginia, pekan lalu, dia mengatakan bahwa Angkatan Darat hendak menyusutkan brigade tempur mereka dari 4.000 orang menjadi 3.000 dalam beberapa tahun ke depan. Gantinya adalah robot dan perangkat tempur nirawak.
Nantinya, kata dia, skuad infanteri yang biasanya beranggotakan sembilan orang bila disusutkan lagi. Dalam pertempuran nanti, pasukan robot atau kendaraan nirawak akan maju lebih dulu ke garis pertempuran, kemudian disusul tentara di belakangnya.
Hal ini sudah barang tentu akan menghemat persenjataan dan perlindungan. Terlebih lagi, strategi ini bisa mengurangi beban bawaan para tentara di lapangan.
"Dalam 12 tahun perang, demi melindungi tentara, kami mempertaruhkan semuanya. Saya, kami, juga kehilangan banyak kemampuan serang. Angkatan bersenjata ingin pasukan yang mampu bermanuver, diturunkan di mana saja dan punya kemampuan menyerang balik," kata Cone, dilansir dari Defense News awal pekan ini.
Angkatan Darat akan menyusutkan personel mereka dari 540.000 tentara menjadi 490.000 pada akhir 2015. Diperkirakan dikurangi lagi hingga 420.000 pada 2019, akibat dipangkasnya dana pertahanan.
Ahli robot militer dan kendaraan nirawak di jurnal IHS Jane's, Huw Williams, mengatakan bahwa AS belum ada rencana untuk membuat robot yang mampu melakukan serangan secara otomatis. Menurut dia, AS tengah fokus membuat robot kendaraan untuk transportasi.
Dia menambahkan, hasil riset sejauh ini menunjukkan bahwa kendaraan militer nirawak mampu menghindarkan tentara dari bahaya. Jika demikian, jumlah tentara berlebih tidak lagi diperlukan.
Beberapa robot kendaraan telah diujikan di Afganistan. Salah satunya adalah Squad Mission Support System, yaitu robot buggy beroda enam yang bertugas untuk membawa peralatan dan tas tentara. AS berencana untuk mempersenjatai buggy ini dengan RPG atau sistem rudal.
Untuk sementara ini, kendaraan robot yang jadi andalan AS masih dipegang oleh drone atau pesawat nirawak.
No comments:
Post a Comment