WASHINGTON – Dinas Keamanan Nasional (NSA) Amerika dikabarkan telah
memasang chip khusus pada sekitar 100.000 komputer di seluruh dunia,
tapi bukan di Amerika, agar memudahkan mereka melakukan pengintaian pada
produk komputer luar negeri itu. Ini laporan terbaru yang
dipublikasikan The New York Times Selasa lalu namun baru dipublikasikan
media lain kemarin.
The Times menyitir berbagai dokumen NSA, sejumlah pakar
komputer dan pejabat Amerika dalam laporannya tentang penggunaan
teknologi rahasia menggunakan gelombang radio untuk memperoleh akses ke
komputer yang dipakai negara lain untuk melindungi diri dari kegiatan
mata-mata atau serangan siber. Jaringan software itu juga dapat
menciptakan jalur cepat digital untuk melancarkan serangan siber.
Teknologi yang dipakai NSA selama beberapa tahun ini menggunakan
gelombang radio yang dapat dipancarkan dari papan sirkuit sangat kecil
dan kartu USB yang disisipkan diam-diam ke dalam komputer. NSA menyebut
upaya itu sebagai “pertahanan aktif” dan memakai teknologi itu untuk
memantau unit AD Cina, militer Rusia, berbagai kartel obat bius,
institusi dagang di dalam Uni Eropa dan kadang mitra Amerika dalam
memerangi terorisme seperti Arab Saudi, India, dan Pakistan.
Di antara target yang paling sering diincar NSA dan Komando Siber
Amerika adalah militer Cina. Amerika menuduh militer Cina telah
melancarkan serangan siber reguler ke berbagai target industri dan
militer AS, kerapkali untuk mencuri data rahasia atau properti
intelektual. Ketika penyerang Cina menempatkan piranti lunak serupa pada
sistem komputer milik perusahaan atau badan pemerintah Amerika, para
pejabat Gedung Putih langsung protes. NSA menyebutkan teknologi itu
tidak dipakai dalam komputer yang beredar di Amerika.
Sebagian program itu terungkap dalam sejumlah dokumen rahasia yang
dibocorkan mantan analis sistem NSA yang kini berlindung di Rusia,
Edward Snowden. Suratkabar Belanda mempublikasikan peta yang menunjukkan
lokasi dimana Amerika menyisipkan piranti lunak mata-mata, kadangkala
dengan bantuan pemerintah lokal. Sedangkan majalah Jerman, Der Spiegel,
mempublikasikan informasi tentang berbagai produk hardware NSA yang
dapat diam-diam memancarkan dan menerima sinyal dari komputer.
The Times juga tidak mau merinci informasi itu secara gamblang demi
memenuhi permintaan pejabat intel Amerika saat melaporkan serangan siber
Amerika ke Iran pada 2012 lalu.
No comments:
Post a Comment