BERLIN - Hubungan Indonesia dan Australia yang memanas sejak kasus
penyadapan telepon terbongkar, telah mencair. Demikian menurut media
Jerman, Deutsche Welle.
Menlu RI Marty Natalegawa dan Tony Abbot – Reuters
Dilaporkannya, Presiden Yudhyono telah mengatakan kepada para
wartawan bahwa ia akan mengirim Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa
atau seorang utusan khusus ke Australia untuk membahas rancangan kode
etik yang akan memungkinkan kedua negara untuk terus bekerja sama dalam
sejumlah isu, termasuk pertukaran informasi intelijen, serta kerjasama
dalam bidang militer dan kepolisian.
Yudhoyono sebelumnya mengirimkan surat yang berisi keprihatinan dirinya dan surat itu mendapat balasan yang cepat.
“Komitmen Perdana Menteri adalah bahwa Australia di masa yang akan
datang tidak akan tidak merugikan atau mengganggu Indonesia,“ kata
Yudhoyono, tanpa menyebutkan detail tentang isi surat dari Tony Abbott.
”Ini adalah poin penting.”
Tony Abbott menyambut pernyataan Yudhoyono dan menggambarkan usulan
kode etik itu sebagai “cara yang baik untuk ke depan.“ Demikian Deutsche Welle
“Itu adalah sebuah pernyataan yang sangat hangat. Itu adalah sebuah
pernyataan yang sangat positif tentang Australia,“ kata Abbott kepada
para wartawan di Melbourne pada hari Rabu (27/11).
“Saya akan merenungkan pernyataan itu sampai besok atau hari
berikutnya dan kemudian akan memberikan tanggapan secara lebih penuh,“
tambah dia.
Pekan lalu, Natalegawa mengatakan bahwa Jakarta telah menurunkan
tingkat kerjasama dengan Australia. Kerjasama antara badan penegak hukum
kedua negara serta dalam bidang militer ditangguhkan, termasuk
kerjasama dalam isu sensitif mengenai para pencari suaka yang membanjiri
Australia dengan menggunakan perahu-perahu nelayan dari Indonesia.
Jakarta juga menarik duta besarnya dari Canberra.
Abbott menolak untuk mengkonfirmasi atau membenarkan bahwa presiden
Yudhoyono, istrinya Ani Yudhoyono serta para pemimpin lainnya telah
disadap pada tahun 2009, dan ia tidak akan meminta maaf atas laporan
terkait tuduhan itu yang dibocorkan oleh bekas kontraktor dinas rahasia
National Security Agency (NSA) Edward Snowden, yang kini menjadi buronan
pemerintah Amerika.
PANGGIL DUBES SINGAPURA DAN KORSEL
Yudhoyono juga menjawab tuduhan yang baru dipublikasikan Sydney Morning Herald
dari bocoran dokumen bahwa Singapura dan Korea Selatan telah membantu
Amerika Serikat dan Australia untuk menyadap telepon di Asia.
Presiden SBY telah menginstruksikan Menlu Natalegawa untuk memanggil
duta besar kedua negara untuk ditanya terkait laporan tersebut.
Juru bicara Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tai-young, hari
Rabu mengatakan kepada para wartawan bahwa pemerintahnya tidak terlibat
dalam kegiatan mata-mata dan bahwa duta besar mereka telah menjelaskan
itu kepada Indonesia selama pertemuan.
”Saya ingin menjelaskan bahwa laporan itu palsu,” kata Cho.
No comments:
Post a Comment