Militer Amerika
Serikat, Selasa, mengerahkan tim kecil marinir ke Uganda untuk
mempersiapkan kemungkinan evakuasi lebih lanjut warga Amerika dari Sudan
Selatan yang didera kekerasan, kata para pejabat.
Juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren mengatakan satu kontingen "berukuran pleton" marinir dan pesawat C-130 telah dilepas dari penempatan di Djibouti dan dikirim ke Entebbe, Uganda.
Juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren mengatakan satu kontingen "berukuran pleton" marinir dan pesawat C-130 telah dilepas dari penempatan di Djibouti dan dikirim ke Entebbe, Uganda.
"Langkah maju ini memberikan Komando Tempur opsi tambahan dan kemampuan untuk lebih cepat merespons, jika diperlukan guna membantu melindungi personel dan fasilitas-fasilitas AS," kata Warren dalam email, seperti dilaporkan AFP.
Penempatan pasukan dibuat dengan sepengetahuan dan kerja sama otoritas di Uganda, katanya menambahkan.
Pentagon, pada Senin, mengerahkan unit Korps khusus Marinir sekitar 150 prajurit ke Djibouti, tempat pangkalan utama AS, bersama dengan pesawat kargo dan beberapa helikopter.
Gugus tugas, yang memiliki total 500 tentara, saat ini ditempatkan di pangkalan udara Moron di Spanyol selatan.
Militer telah mengirim 47 anggota petugas gabungan kekuatan ke Juba untuk memperkuat keamanan di kedutaan besar AS.
Sekitar 100 orang Amerika dievakuasi pada Minggu setelah upaya sebelumnya pada Sabtu harus dibatalkan karena pesawat Amerika diserang dari darat, menyebabkan empat tentara terluka.
Kekerasan di Sudan Selatan terjadi sejak 15 Desember yang mengakibatkan ribuan orang tewas menurut laporan yang diterima oleh PBB.
Sudan Selatan mendeklarasikan kemerdekaannya pada Juni 2011 dan masih menjadi negara termuda di dunia, lahir dari dekade panjang perjuangan berdarah untuk memisahkan diri dari Sudan.
No comments:
Post a Comment