Mengintip Kencanggihan Panser Anoa TNI

Posted by Alutsista Baru Indonesia
BATALYON Kavaleri (Yonkav)10/ Serbu memiliki panser 6x6 anoa. Nama asli kendaraan ini adalah armoured personnel carrier (APC). Tidak hanya sekadar antipeluru, kendaraan ini memiliki kemampuan beroperasi saat malam hari tanpa lampu penerang.

Kendaraan ini sebenarnya adalah kendaraan pengangkut prajurit. Kapasitas penumpang prajurit di panser ini mencapai 10 orang ditambah empat awak panser. Empat  awak ini memiliki tugas yang berbeda-beda. Satu sebagai sopir, satu sebagai komandan kendaraan (Danran) dan dua sebagai penembak.


Panser ini memang memiliki kemampuan gerakan senyap. Saat malam hari, mobil ini bisa saja beroperasi. Panser ini dilengkapi
alat inframerah yang memungkinkan pengemudinya melihat jalanan tanpa penerangan lampu. "Ini mode senyapnya. Supaya musuh tidak mengetahui keberadaan kita, lampu harus dimatikan saat operasi," jelas kepala seksi penerangan umum (Penum) Pendam VII/Wirabuana, Mayor Fathan Ali.

Tidak hanya itu, panser ini memiliki fasilitas Global Positioning Sistem (GPS). Alat ini memberikan informasi medan yang dilalui pengendaranya agar tidak tersesat. Sebagian besar pintu yang ada di kendaraan ini dikendalikan secara otomatis melalui perangkat elektronik. Musuh tidak akan mungkin mampu mendobrak pintu badan panser berdesain monocouqe berlapis baja ini.

Panser Anoa 6x6 ini adalah versi beroda. Meski menggunakan roda, ban yang ada pada panser ini tidak mungkin akan ditembus peluru. Ban panser ini tidak menggunakan angin. Peluru yang menerjangnya akan terpental. "Bannya itu karet mati. Tidak ada anginnya. Peluru pasti akan terpental," tambah Mayor Fathan.

Karena tergolong ringan, Anoa kerap kali menjadi salah satu kendaraan tempur saat melakukan sejumlah operasi di berbagai wilayah. Bahkan, Anoa sudah pernah berangkat melakukan pengamanan ke luar negeri dengan misi perdamaian. Terakhir, Anoa melakukan operasi di Poso.

"Di Yonkav ada tiga Anoa. Saat ini, dua diantaranya masih ada di Poso sedang operasi," jelas dia.

Para prajurit yang berada di dalam Anoa dipastikan tidak akan kepanasan. Anoa dilengkapi dengan air conditioner. Tidak heran, saat operasi, Anoa menjadi kendaraan tempur prajurit elit. Kemudi anoa berbentuk lingkar. Sementara mesinnya berbahan bakar solar dengan model otomatis tanpa transmisi.

Anoa hadir di lapangan Hasanuddin memeriahkan hari juang kartika, Minggu 15 Desember, pagi ini. Selain Anoa, ada juga tank AMX-13 Canon. Tank buatan prancis ini tidak kalah canggihnya dengan Anoa. Tank ini dilengkapi senjata Canon dan sentara Metraliur Aa-52.

Tank AMX-13 Canon memiliki kecepatan hingga 60 kilometer perjam. Tank ini bisa mendaki medan setinggi hingga 31 derajat. Dia juga bisa melewati rintangan tegak 0,60 meter. Tank ini bisa berjalan hingga 480 kilometer. "Setelah itu dia harus istirahat sejenak," jelas dia.

Meriam 70-60 millimeter juga tidak kalah canggihnya. Meriam milik Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) ini memiliki kemampuan tembak datar dan melengkung hingga 12 kilometer. Meriam ini bisa menembak helikopter dan pesawat yang terbilang lambat.

"Kalau Suhkoi masih bisa tertembak. Asal ada aba-aba kunci dari bantuan radar," tambah Fathan.

Dia menambahkan, peralatan-peralatan tempur ini bisa dilihat di pameran yang dilakukan di lapangan Hasanuddin hingga Senin 16 Desember mendatang. Pengunjung yang datang bisa melihat langsung peralatan ini. "Kalau mau foto-foto dengan peralatan ini bisa juga. Nanti ada pendampingnya," jelas dia.

*Alutsista Rekatkan TNI-Masyarakat
Ya, dalam pameran alat utama sistem senjata (alutsista)
itu, belasan  kendaraan tempur terparkir dengan rapi di lapangan Sultan Hasanuddin, Sabtu 14 Desember, kemarin. Kendaraan tempur berupa mobil tank, panser dan mobil patroli jarak dekat (PJD) ini dipajang untuk memeriahkan hari juang Kartika, Minggu 15 Desember, hari ini.

Tidak hanya alat kendaraan tempur. Puluhan senjata dari berbagai Batalyon di jajaran Kodam VII/Wirabuana juga dipamerkan di lapangan ini. Sebut saja senjata K7 Daewoo Silince set. Senjata yang digunakan pasukan Batalyon Raider ini didesain khusus untuk pertempuran kota. Senjata laras panjang dengan peluru 9x9 milimeter ini memiliki peredam suara.

"Ini memang didesain tidak bising. Khusus untuk pertempuran dalam kota saja," jelas prajurit pengarah yang didampingi oleh Kepala Seksi Penerangan Umum (Penum) Pendam VII/Wirabuana, Mayor Fathan Ali.

Ada lagi senjata lain yang tidak kalah canggihnya. Senjata laras panjang bernama itu Senapan Mesin Ringan (SMR). Senjata ini aslinya adalah Metsen Setter. Namun, setelah dimodifikasi oleh PT Pindad, senjata ini berubah menjadi SMR. Kelebihannya, SMR ini bisa membunuh dengan jarak 800 meter. Jarak tembak maksimalnya mencapai 3000 meter.

"Dia full otomatis. Peluru pengisiannya adalah jenis link bell. Tidak menggunakan magazine," jelas dia.

Untuk senjata laras pendek, TNI AD memiliki sebuah senjata baru bernama Pistol G2 Combat. Senjata ini adalah varian terbaru dari jajaran pistol yang ada. Kelebihannya, senjata ini bisa menembak tanpa magazine (tempat peluru).

Peralatan-peralatan tempur ini setidaknya bisa melindungi bangsa dari pelbagai ancaman terhadap kedaulatan NKRI. Bagi jajaran Kodam VII/Wirabuana pameran alat-alat tempur ini dianggap bisa mendekatkan diri antara TNI dan Masyarakat dan bersama-sama menggali makna perjuangan para pahlawan sebelumnya.

Lalu apa sebenarnya hari juang kartika itu? Sebagian warga masih ada yang tidak paham dengan hari juang Kartika. Peringatan ini dilakukan setiap 15 Desember. Awalnya, hari juang Kartika adalah hari Infanteri. Peringatan ini dilakukan untuk mengenang perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Jendral Soedirman untuk melawan musuh di pertempuran Ambarawa.

Pada 1999, Hari Infanteri  diubah menjadi Hari Juang Kartika. Nama Kartika sendiri diambil dari lambang dan semboyan pada panji TNI AD yaitu Kartika Eka Paksi. Kartika Eka Paksi memiliki arti bintang satu burung. Lambang ini memiliki arti TNI AD yang kuat senantiasa menjunjung cita-cita yang tinggi, yaitu keluhuran nusa dan bangsa serta keprajuritan sejati.

Sekarang Indonesia sudah tidak memiliki musuh. Namun, ada lawan yang mesti diredam pergerakannya. Bagi TNI AD, musuh dan lawan itu memiliki perbedaan yang luas. Musuh adalah kelompok yang ingin merebut kedaulatan NKRI. Sedangkan lawan adalah orang yang masih kerap membuat keonaran dan mengganggu stabilitas negara kita.

"Kalau lawan itu ada di dalam negara kita sendiri. Musuh itu jika ada negara lain yang ingin merebut NKRI," jelas Kasi Penum Penerangan Kodam VII/Wirabuana, Mayor Fathan Ali, kemarin.

Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana, Kolonel Hery Steve S melalui rilisnya pameran peralatan tempur itu dilakukan untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Bangsa guna tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, dengan perstuan akan terjalin harmonisasi antara sesama bangsa.

Tujuan lain dari pameran alat tempur itu, tambah dia, adalah memperkenalkan kepada masyarakat akan jati diri TNI AD khususnya Kodam VII/Wirabuana. Dia berharap pameran ini dapat menjalin kemanunggalan TNI dan Rakyat.

Selain mengadakan kegaiatan pameran alat tempur, kegiatan lain yang dilakukan adalah bakti sosial seperti donor darah, khitanan massal, operasi katarak dan bibir sumbing. Ada juga hiburan rakyat dengan mendatangkan band terkenal.

"Seluruh kegiatan tersebut akan diawali dengan kegiatan Karya Bhakti dan anjangsana," jelas dia


No comments:

Post a Comment

Berita Terbaru

Blog Archive

My Blog List

Republik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau,maka harus mempunyai Alutsista yang kuat.

Pages

Video Of Day