Pengusaha Malaysia di Pusaran Skandal Suap Angkatan Laut AS

Posted by Alutsista Baru Indonesia
Seorang pengusaha Malaysia diduga berada di jantung skandal suap di Angkatan Laut AS. Pengusaha bernama Leonard Francis itu telah ditahan pihak AS tetapi, Kamis (21/11), dibebaskan dengan uang jaminan dan sejumlah persyaratan ketat.

Sementara itu Angkatan Laut AS telah mencopot satu lagi perwiranya dari posisinya terkait skandal suap yang terus melebar itu. Kapten David Haas (45 tahun) dicopot dari posisinya sebagai wakil komandan Coastal Riverine Group One  dan "untuk sementara dipindahkan" menjadi staf unit lain. Dengan demikian ia menjadi perwira  keenam yang diduga terlibat dalam skandal itu.


"Keputusan untuk memindahkan Haas dibuat berdasarkan tuduhan sehubungan" dengan sebuah penyelidikan kriminal terhadap kontraktor pertahanan Glenn Defense Marine Asia (GDMA), kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu dituduh oleh otoritas federal AS telah menawarkan sejumlah pekerja seks dan hadiah untuk mengamankan kontrak-kontrak dengan pemerintah AS guna memasok barang ke kapal-kapal angkatan laut.

CEO perusahaan itu, Leonard Francis, yang dijuluki "Fat Leonard", didakwa telah bersekongkol untuk menyuap para perwira Angkatan Laut dan pejabat pemerintah AS.

Haas dicopot per 15 November namun para pejabat tidak memberikan rincian tentang peran yang dituduhkan terhadapnya terkait skandal itu. Kasus itu bisa berubah menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah Angkatan Laut AS. Hari Kamis mereka mengatakan, Haas telah dipindahkan ke Kelompok Pelatihan Ekspedisi.

Haas merupakan perwira Angkatan Laut terbaru yang diduga terlibat dalam kasus ini. Tiga perwira lain telah didakwa dan dua orang lain, keduanya laksamana, telah efektif dicopot.

Haas, bersama beberapa perwira lainnya yang terkait dengan kasus itu, bekerja di Angkatan Laut Armada ke-7 AS, yang berbasis di Yokosuka, Jepang dan mengawasi puluhan kapal perang di Asia.

Jaksa Federal menuduh para perwira Angkatan Laut itu telah membocorkan rahasai pergerakan kapal kepada GDMA milik Francis dan mengalihkan kapal ke pelabuhan yang diminta pengusaha itu. Francis kemudian diduga menyodorkan tagihan kepada pemerintah AS melebihi yang seharusnya untuk jasanya memasok kapal-kapal perang dengan makanan, bahan bakar, air dan barang-barang lainnya.

Warga Malaysia itu muncul di pengadilan di San Diego, Kamis. Hakim membebaskannya dengan jaminan, dengan sejumlah kondisi yang ketat dan status legal stay yang berarti ia tidak bisa bebas pergi.

Kelly Thornton, juru bicara Kantor Jaksa AS untuk California Selatan, mengatakan Hakim Jan Adler menetapkan jaminan 1 juta dollar plus 100.000 dollar yang diberikan bibinya, seorang warga AS hasil naturalisasi yang tinggal di Maryland. Francis harus memakai alat pelacak GPS, plus membayar biaya penjagaan selama 24 jam di apartemennya. Dia juga harus membayar sebuah perusahaan keamanan independen untuk memantau gerak-geriknya melalui alarm dan kamera CCTV (closed circuit television), kata juru bicara itu.

Para jaksa berpendapat, Francis tidak seharusnya dibebaskan dengan uang jaminan. Pasalnya, dia  bisa dengan mudah lolos ke perbatasan dengan Meksiko, mendapatkan surat-surat identitas palsu dan melarikan diri, lapor media lokal.

Salah seorang perwira AL yang didakwa, Komandan Jose Luis Sanchez (41 tahun), muncul di pengdilan San Diego, Rabu, untuk menjalani sidang jaminan. Seorang hakim federal menetapkan jaminan buat Sanchez sebesar 100.000 dollar dan memerintahkan dia terus mengenakan alat pelacak GPS. Pihak berwenang menuduh Sanchez menerima layanan jasa pekerja seks,  perjalanan mewah dan uang tunai 100.000 dollar sebagai imbalan atas perlakuan yang menguntungkan GDMA.


No comments:

Post a Comment

Berita Terbaru

Blog Archive

My Blog List

Republik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau,maka harus mempunyai Alutsista yang kuat.

Pages

Video Of Day