Jelajahi Pulau-pulau Terluar dengan Kapal Kepresidenan

Posted by Alutsista Baru Indonesia


Kedaulatan sebuah negara juga ditentukan oleh seberapa besar penggunaan mata uang negara tersebut oleh rakyatnya sendiri. Pontianak Post berkesempatan ikut serta dalam misi Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut; menjaga kelayakan rupiah di pulau-pulau terluar negara kita, di utara Selat Karimata.
Waktu menunjukan pukul tiga sore, ketika 20 orang anggota rombongan Kas Keliling Bank Indonesia menginjakan kaki di Pelabuhan Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (19/11) pekan lalu. Dari pintu masuk pelabuhan, KRI Barakuda yang akan mengantar kami menembus laut China Selatan sudah terlihat. Seminggu penuh rombongan akan makan dan tidur di kapal yang nyaris seluruh sisinya bercat abu-abu ini.

Ada kebanggaan tersendiri menumpang kapal ini. Walaupun ukurannya tergolong kecil, kapal patroli milik Armada Barat TNI AL bernomor lambung 633 ini punya sejarah mentereng. Di era 1990-an, KRI Barakuda berfungsi sebagai kapal kepresidenan. Presiden Soeharto yang hobi memancing di laut lepas juga kerap menggunakan kapal ini untuk menyalurkan kegemarannya itu. “Makanya tidak seperti kapal patroli lainnya, kita punya geladak helikopter di atas,” ujar Nizar Khadafi, komandan KRI Barakuda.
Kapal 430-an ton yang mulai dioperasikan sejak tahun 1995 ini juga dirancang untuk operasi penyelamatan presiden. “Kalau sewaktu-waktu keamanannya terancam, presiden akan terbang dari tempatnya menuju kapal ini. Itu kalau benar-benar dibutuhkan. Tapi memang belum pernah sampai seperti itu,” papar pria berpangkat letnan kolonel laut ini.
KRI Barakuda merupakan kapal jenis  FPB - 57 rancangan lurssen ,Vegesack, Jerman. Namun kapal dengan panjang 58 meter dan lebar 7,62 meter ini dirombak total oleh PT PAL, Surabaya pada tahun 1994. Kapal yang mengambil nama ikan khas tropis ini mampu berlayar dengan kecepatan maksimal 28 knot. Memiliki 3 buah meriam, kini KRI Barakuda sudah beralih fungsi sebagai kapal patroli yang bertugas di perairan yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia, Thailand dan negara-negara kawasan Indochina.
Jam setengah empat, setelah upacara pelepasan singkat, jangkar mulai diangkat dan tali tambang mulai dilepaskan dari tambatannya. Berisik mesin dan kepulan asap dari cerobong mengiringi kami menjauh dari Pulau Batam yang semakin larut semakin sibuk.
Anggota rombongan lalu diantar menuju kamarnya masing-masing. Pimpinan rombongan, Toni Noor Tjahjono dan utusan Koarmabar TNI AL Mayor Yuyus Mahyudin paling beruntung lantaran menempati kamar VIP yang dulu kerap dipakai Soeharto. “Wah senang sekali bisa tidur di kamarnya presiden,” kata Toni yang asisten direktur Bank Indonesia ini.
Malam mulai datang, namun kami masih bisa melihat Kota Batam dengan cahaya lampu yang sangat banyak. Di sisi lain juga tampak Singapura dengan gedung-gedung yang tinggi, tentu saja dengan kelap-kelip lampu yang jauh lebih terang. Sekira jam 10-an malam, kapal-kapal niaga di sekitar kami mulai menghilang satu per-satu menandakan kapal mulai memasuki laut lepas. Gelombang laut pun semakin kuat.
Sebagian besar dari anggota rombongan memang belum punya pengalaman berlayar jauh. Selepas makan malam, beberapa orang yang tidak tahan dengan olengan kapal memilih masuk kamar dan tidur. Sementara yang lain mencoba bertahan di area kapal yang terbuka sambil menikmati angin laut. Sisanya berbaur dengan para ABK adu merdu suara di ruangan karaoke. Selain kami, ada 40-an orang ABK yang semuanya anggota TNI AL di KRI Barakuda. Kapal ini baru akan sampai keesokan harinya di Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri.
Kas keliling adalah program BI untuk masyarakat terpencil untuk menukarkan uang rupiah yang lusuh, rusak, dan uang yang telah dicabut dari peredaran dengan uang layak edar. “Selama uang tersebut dikenali keasliannya akan diganti sesuai nominalnya. Ini untuk menjaga uang kita di pulau-pulau terluar kita tetap dalam kondisi layak”. “Ada 5-6 pulau di perairan Anambas dan Natuna yang kita sasar,” sambung Toni. Modal yang dibawa berjumlah Rp 5 miliar, dua kali lipat dari jumlah program serupa dua tahun lalu. Adapun 20 anggota rombongan terdiri dari gambungan pegawai BI pusat, Pontianak dan Batam serta tiga orang wartawan. Pulau Jemaja, Tarempa, Laut, Ranai, Subi, Sabang Mawang adalah pulau-pulau yang akan disinggahi
 

No comments:

Post a Comment

Berita Terbaru

Blog Archive

My Blog List

Republik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau,maka harus mempunyai Alutsista yang kuat.

Pages

Video Of Day