Cara Teknologi Nuklir Lacak Sungai Bawah Tanah

Posted by Alutsista Baru Indonesia
Yogyakarta : Teknologi nuklir tidak seseram isu perang nuklir di negara-negara Timur Tengah sana. Teknologi nuklir juga banyak manfaatnya untuk menunjang kehidupan. Seperti di kawasan proyek bendung dan mikrohidro Sungai Bribin di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang manfaat nuklir di proyek ini, pengunjung harus masuk ke dalam Goa Bribin sedalam sekitar 105 meter. Suasana panas terik tengah hari hilang seketika saat memasuki lokasi proyek.
Fasilitas lift sederhana untuk memasuki perut bumi pun sudah siap. Ditemani gelapnya dinding beton, terlihat rangkaian susunan pipa berukuran besar dan sungai di bawah tanah.
"Pipa itu digunakan untuk mengalirkan air ke beberapa kecamatan," teriak Andre, pegawai Satuan Kerja Balai Besar (SKBB) Sungai Serayu Opak yang bertugas mengoperasikan bendungan, kepada Liputan6.com dalam acara Press Tour Badan Teknologi Atom Nasional (Batan), Jumat 22 November lalu. Suasana di bawah tanah ini didominasi suara bising mesin pengalir air.

Menurut penjelasan salah satu Peneliti Batan bernama Iswantoro, proyek itu merupakan realisasi dari program kerja sama antara Batan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), pemerintah daerah (pemda) setempat, Universitas Karlsruhe Jerman dan sejumlah universitas lainnya di Tanah Air.
Iswantoro pun menjelaskan Sungai Bribin itu adalah salah satu dari 7 sungai bawah tanah yang potensial untuk dijadikan sumber air bersih di Gunung Kidul. Memang ada beberapa sungai lain seperti Ngobaran, Seropan, Baron, Grubug, Toto dan Sumurup.
Namun, para peneliti tidak mengetahui apakah sungai yang satu berhubungan dengan yang lainnya atau interkoneksi. Untuk itulah digunakan teknologi nuklir berupa radioisotop.
Interkoneksi itu, tutur Iswantoro, penting untuk mengetahui lokasi pengeboran yang tepat. Setelah radioisotop diteteskan di sungai, para peneliti pun melacak jejaknya agar diketahui interkoneksinya. "Kita juga jadi tahu debit air sungai yang paling besar itu di mana. Nah, di situlah pengeboran dilakukan," jelas Iswantoro.

Setelah penelitian cukup panjang, Batan akhirnya menyimpulkan lokasi pengeboran paling tepat dilakukan di Goa Bribin. Selain debit air, faktor lainnya semisal kedekatan sumber air dengan rumah warga dan kondisi lingkungan, juga menjadi penentu.

Selain menyumbang hasil penelitian, Batan juga turut terlibat dalam pembiayaan proyek yang menghabiskan dana hingga puluhan miliar itu. "Bersama tim dari Jerman, kita juga ikut menginvestigasi alur sungai," tutur Iswantoro. Hasil penggunaan teknologi nuklir Batan di Bribin, sejauh ini telah menyuplai air bersih untuk 13 kecamatan di Gunung Kidul.

http://news.liputan6.com

No comments:

Post a Comment

Berita Terbaru

Blog Archive

My Blog List

Republik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau,maka harus mempunyai Alutsista yang kuat.

Pages

Video Of Day