Jakarta - Pesawat nirawak atau tanpa
awak, yang juga dikenal Drone PUNA Wulung hasil kerjasama Balitbang
Kementerian Pertahanan dan BPPT belum lama ini menuntaskan program
pengujian prestasi terbang lebih dari sepekan 22 April-2 Mei 2014 lalu
di bandara Nusa Wiru, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat.
Pengujian
ini dilaksanakan oleh Tim Puna Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan
Keamanan (PTIPK) TIRBR BPPT yang ditujukan untuk mengetahui peningkatan
prestasi terbang sistem PUNA Wulung PA 08, PA 09 dan PA 10 yang
merupakan prototip hasil penyempurnaan desain PUNA karya BPPT terbaru.
"Ketiga
prototip PUNA Wulung tersebut untuk program misi keperluan militer
dalam operasi patroli perbatasan dengan durasi terbang dapat mencapai 6
jam dengan jarak jangkauan sekitar 120 Km dari home base," tulis laporan
Tim PUNA-PTIPK 2014 yang dirilis oleh BPPT beberapa waktu lalu.
Tantangan
membuat konstruksi pesawat yang lebih ringan dengan kekuatan struktur
lebih kuat membuat tim harus bekerja keras melakukan rekayasa proses
manufaktur agar dicapai pengurangan berat yang akan digantikan oleh
penambahan bahan bakar.
Pada uji
terbang kali ini PTIPK menggunakan kendaraan Ground Control Station
(GCS) milik BPPT yang terbaru dilengkapi telescopic antena system. Hal
ini memungkinkan sistim kendali PUNA serta transmisi data dari PUNA ke
GCS dapat dilakukan secara lebih cepat dan praktis dan diharapkan
pergerakan dan dari home base dengan baik.
Siaran
pers resmi BPPT menyebutkan, kegiatan uji terbang ini hasil prestasi
terbang sistem PUNA Wulung terpantau dan hasil pengiriman dokumentasi
data terbang PUNA tercatat pada GCS.
Sebagai
hasil dari uji terbang tanggal 1 Mei 2014, PUNA Wulung PA 09 tercatat
telah mencapai terbang sejauh 150 Km pada ketinggian terbang 6000 ft
kearah baringan selatan 125 deg dengan menggunakan sistem komunikasi
kombinasi line offset dan sistem satelit iridium.
Pesawat
seharga Rp 9 miliar ini direncanakan akan menjadi bagian dari 100
skuadron yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia. Kementerian
Pertahanan telah memesan pesawat Puna ini yang melengkapi beberapa
pesawat dalam satu skuadron.
Riset
pesawat tanpa awak ini sudah dimulai sejak 2004 lalu hingga sekarang.
Kemampuan pesawat itu juga dirancang untuk melakukan pendaratan di malam
hari. Pesawat ini juga sudah diuji coba di pelatihan militer milik TNI
AD di Batujajar, Jawa Barat, dan pelatihan Kemenhub di Biru,
Pangandaran.
No comments:
Post a Comment