Mantan wakil presiden Sudan Selatan Riek
Machar mengklaim pasukan pemberontak telah menguasai negara bagian Unity
dan mengambil alih kendali di banyak tempat di negara paling muda di
dunia itu.
Machar juga membenarkan pasukan yang memerangi pemerintah berada
dalam komandonya. Negara itu terperosok ke konflik berdarah sesetelah
Presiden Salva Kiir menuduh Machar berupaya melakukan kudeta.
BBC melaporkan situasi di sana sudah mirip perang saudara, di mana sedikitnya 500 orang tewas sejak dimulainya pertikaian.
Amerika Serikat mengirimkan pasukannya untuk mengevakuasi staf
kedutaan dan empat personel cedera ketika pesawat mereka tertembak di
Bor, ibukota negara bagian Jonglei.
Tiga pesawat jenis CV-22 Osprey diserang ketika mendekati Bor, yang
diduduki pasukan Machar, menurut pernyataan militer AS. Para korban
cedera sedang dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil.
Pasukan pemberontak menembaki pesawat itu karena dikira mengangkut orang-orang Uganda.
Machar juga mengklaim komandan senior militer Jend. James Koang
mengikuti jejak Jend. Peter Gadet untuk bergabung dengan pemberontak.
"James Koang sekarang menjadi gubernur militer Unity. Dia bertindak seperti gubernur militer di Jonglei - Peter Gadet," ujarnya.
Namun angkatan bersenjata pemerintah menegaskan Koang membelot
sendirian tanpa membawa pasukan. Unity, yang berbatasan dengan Sudan,
merupakan produsen minyak utama Sudan Selatan. Minyak mencakup 95%
pendapatan negeri itu.
"Saya bersedia berunding jika para tahanan politik dibebaskan dan
dipindah ke wilayah netral, misalnya Addis Ababa. Para pemimpin politik
itu akan turut berunding," kata Machar.
Presiden Kiir juga setuju berunding setelah bertemu para mediator
Afrika Jumat lalu. Namun tentara pemerintah saat ini berupaya mengambil
alih Bor yang merupakan wilayah konflik paling sengit.
Pasukan pemerintah mendapat dukungan dari helikopter serbu saat masuk ke kota itu.
Sementara itu Uganda membantah berita telah mengirim pesawat tempur untuk mengebom kota dimaksud.
Uganda merupakan salah satu negara yang mengirim pasukan untuk mengevakuasi warganya sendiri.
Presiden Kiir, yang beretnis Dinka seperti mayoritas warga di sana, memecat Machar, dari masyarakat Nuer, Juli lalu.
No comments:
Post a Comment