Insiden hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 memberi pelajaran penting bagi Pemerintah Malaysia. Menyusul insiden itu, Pemerintah Malaysia membuat kebijakan untuk meninjau ulang kekuatan militernya.
Pelaksana tugas Menteri Transportasi Malaysia Datuk Seri Hishamuddin Hussein mengatakan pemerintah Malaysia harus memperkuat kekuatan militernya, khususnya setelah insiden hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Dia mengatakan, terlepas dari sistem radar, kapabilitas teknologi yang lainnya juga harus ditinjau ulang untuk melengkapi kekuatan militer Malaysia agar lebih baik.
"Malaysia telah membuat keputusan yang sangat berani untuk berbicara mengenai kapabilitas pertahanan. Dan sekarang, Datuk Seri Najib telah menyampaikan kepada saya soal anggaran untuk mengganti sistem radar karena seluruh dunia saat ini mengetahui bagaimana kapabilitas pertahanan kita, terutama dalam hal radar," kata Hishamuddin yang juga menjabat Menteri Pertahanan Malaysia ini, sebagaimana dilansir The Star, Sabtu (29/3/2014).
"Kami telah melakukan itu, meletakkan di sisi kepentingan nasional untuk mencari MH370. Apa yang orang-orang inginkan lebih dari pemerintah Malaysia dan ATM (Angkatan Tentera Malaysia)?" tanya Hisham dalam sebuah konferensi pers dengan media lokal kemarin.
Ditanya soal tuntutan apa yang diperlukan bagi Malaysia untuk memiliki teknologi seperti sistem sonar untuk kapal perang dan kapal selam, Hisham mengatakan tuntutan terhadap pemerintah Malaysia itu dalam konteks keamanan nasional dan militer, termasuk posisinya sebagai anggota ASEAN.
Tidak hanya Malaysia, tapi juga banyak negara lain di dunia yang juga harus meninjau ulang aset dan kekuatan militer mereka.
"Perlu dicatat, informasi yang kami peroleh dari satelit komersial, bukan satelit militer. Jadi, kekuatan militer di dunia juga harus meninjau ulang kapabilitas mereka. Saya percaya semua melakukan hal sama saat ini. Bahkan kewajiban saya di sini hanya terkait pencarian MH370," kata Hisham.
Pesawat yang mengangkut 227 penumpang dan 12 kru kabin itu hilang pada 8 Maret lalu, 1 jam setelah terbang dari Kuala Lumpur International Airport pada pukul 12.41 dini hari waktu setempat. Pesawat itu dijadwalkan mendarat di Beijing pada pukul 06.30 pagi hari yang sama.
Pada hari Senin (24/3) lalu, 17 hari setelah operasi pencarian berlangsung, PM Malaysia Datuk Sri Najib Tun Razak mengumumkan berdasarkan data satelit oleh Inmarsat dan AAIB dari Inggris, menunjukkan MH370 berakhir di Samudera India bagian selatan.
No comments:
Post a Comment