Pejabat militer Israel dalam keterangannya kepada media, seperti diwartakan Al Jazeera, mengatakan serangan yang dilakukan pada Rabu, 19 Maret 2014, itu menyasar sebuah markas militer Suriah, fasilitas pelatihan, dan baterai artileri. Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner, mengatakan serangan udara itu dilakukan pada malam hari sebagai balasan atas ledakan bom pada Selasa, 18 Maret 2014. "Target serangan adalah fasilitas militer Suriah di sisi Dataran Tinggi Golan," ucap Lerner.
Koresponden Al Jazeera, Kimberly Halkett, melaporkan dari Yerusalem, Israel melakukan serangan balasan karena mereka yakin bahwa kawasan yang diserang tersebut merupakan lokasi untuk meledakkan bom yang menyebabkan sejumlah serdadu Israel cedera. Lerner menjelaskan kejadian itu bermula dari patroli pasukan Israel yang melihat gerakan mencurigakan di sepanjang perbatasan. Ketika mereka menyelidiki, bom itu meledak. "Akibat ledakan itu, salah seorang tentara luka parah."
Israel menuduh Damaskus berada di balik ledakan bom jalan raya di sisi wilayah Suriah yang dikuasai oleh pemberontak, termasuk al-Qaeda. "Kami anggap militer Suriah harus bertanggung jawab. Ini merupakan balasan atas serangan tersebut," kata Lerner.
Israel menguasai Golan dari Suriah pada 1967 dan memasukkkan kawasan tersebut ke wilayahnya meskipun tidak diakui masyarakat internasional.
http://www.tempo.co
No comments:
Post a Comment