Pemberitaan terbaru yang beredar mengenai krisis Ukraina mengatakan
bahwa Rusia telah mengumpulkan pasukan di wilayah perbatasannya dengan
Ukraina. Dilansir dari BBC (29/3/2014), meski terlihat sedikit agresif,
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, telah yakin dan percaya kepada Presiden Rusia,
Vladimir Putin, bahwa Rusia tidak memiliki niatan akan melakukan invasi
militer kepada Ukraina.
Keputusan “percaya” tersebut datang beberapa hari setelah Rusia
mengungkapkan bahwa mereka memang tidak ada niat untuk menginvasi
Ukraina. Mereka hanya memperkuat penjagaan di sekitar perbatasannya
dengan Ukraina dikarenakan kondisi di Ukraina yang masih tidak stabil.
Namun demikian, pergerakan militer Rusia menuju perbatasna tersebut,
yang oleh Nato disebut dengan penimbunan pasukan secara besar-besaran,
telah memicu ketakutan bahwa ketertarikan Presiden Putin untuk mencaplok
wilayah Ukraina tidak hanya berhenti sampai di Crimea saja.
“Kejadian” diteleponnya presiden Amerika Serikat, Barack Obama, oleh
Presiden Putin dianggap mampu sedikit menurunkan tensi terkait masalah
ini. Langkah Presiden Putin dianggap positif menuju penyelesaian krisis
Ukraina secara damai dan diplomatis.
Adapun pihak AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi kepada
individu-individu di lingkar dalam Putin, serta mengancam akan
memberikan sanksi lebih mendalam kepada perekonomian Rusia sebagai
respon terhadap aneksasi Crimea oleh Rusia.
Crimea, negara mandiri yang sejatinya masih berada di bawah hukum
Ukraina, memilih bergabung bersama Federasi Rusia setelah melalui proses
referendum. Dianggap ilegal karena melanggar hukum Ukraina dan
internasional, proses aneksasi tersebut tidak akan dianggap oleh Ukraina
dan dunia internasional. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)
No comments:
Post a Comment