Sejak 2005, Rusia meningkatkan produksi helikopternya
secara stabil, dan pada 2009 terjadi perubahan yang cukup besar dalam
struktur dan jenis mesin yang diproduksi. Secara keseluruhan, produksi
helikopter dalam negeri Rusia meningkat 350 persen sejak 2004. Produksi
pun membumbung 66 persen sejak 2009. Angka tersebut merupakan rekor di
industri mesin Rusia.
Ekspor helikopter tempur dan helikopter serang Rusia
meningkat. Menurut Wakil Kepala Departemen Teknologi dan Layanan
Helikopter Rosoboronexport Vladislav Kuzmichev, perusahaan berencana
mengekspor lebih dari 300 helikopter
militer sebelum 2018. “Dari 2015 hingga 2017, pengiriman untuk kontrak
yang telah ditandatangani mencapai sekitar 200 helikopter berbagai jenis
ke 12 negara,” ujar Kuzmichev.
Menurut Kuzmichev, ekspor tahun ini akan
sama seperti tahun 2013 yakni berjumlah 140 mesin.
Pasar yang paling menjanjikan adalah negara-negara di
Asia Tenggara dan Timur Tengah, termasuk Irak. Pada 2014, helikopter
multiguna Mi-17V-5 dan Mi-171SH, serta helikopter militer Mi-35M dan
Mi-28NE, akan dikirim ke sembilan negara. Rusia juga akan mulai
mengekspor helikopter tempur Mi-28N ke Irak pada tahun ini.
Mi-28NE, penerus Mi-24 yang legendaris,
dijuluki “Pemburu Malam” karena perlengkapannya yang unik dan kompleks,
dengan antena, pengukur suhu, dan perangkat lain yang membantu operasi
terbang dan tempur baik siang maupun malam.
Mi-28N juga sering disebut “tank
terbang” karena persenjataannya yang mengesankan dan kabin berlapis
baja, yang dapat menahan amunisi kaliber 23 milimeter. Keunikan
helikopter ini terletak pada meriam yang dapat digerakkan moncongnya.
Kelengkapan dan daya tembaknya memungkinkan helikopter ini dengan mudah
mengungguli semua jenis kendaraan musuh yang berlapis baja ringan. Untuk
pertempuran melawan tank, helikopter ini dilengkapi dengan misil “serbu” anti-tank.
Irak menjadi negara pertama yang dapat memiliki Sang
Pemburu Malam, namun diperkirakan selanjutnya akan muncul
pesanan-pesanan baru dari negara lain. Tahun lalu, pada airshow
di Le Bourget, Prancis, Direktur Helikopter Rusia Alexander Mikheyev
menyatakan bahwa diskusi untuk memasok Mi-28NE tengah dilakukan dengan
beberapa negara.
Infografik ekspor senjata Rusia selama tahun 2013
Amerika Latin dianggap sebagai klien paling
menjanjikan untuk helikopter Rusia. Sebagaimana diumumkan saat
HeliRussia 2014, Rusia ingin membuka sebuah pusat perbaikan teknis dan
perawatan di Venezuela untuk Mi-17, Mi-35, dan Mi-26. Sebelum akhir
tahun ini, Rusia berencana mengirimkan 24 helikopter Mi-171SH ke Peru.
Kesepakatan yang dibuat antara Rusia dan Peru pada akhir 2013 merupakan
kesepakatan terbesar dalam sejarah modern kerja sama militer-teknis
antara dua negara, dan salah satu yang paling penting di pasar dunia
helikopter militer.
Penjualan global helikopter Rusia diperkirakan akan
meraup 20 persen pasar pada 2020. Akan tetapi, jika ekspor helikopter
militer sedang dan berat tidak menimbulkan masalah, pemesanan produk
inovasi baru yang utama di industri helikopter Rusia—khususnya
helikopter multiguna ukuran sedang yang baru, Ka-62 dan Mi-38—mungkin
tidak akan secerah itu. Sulit untuk mengetahui kapan helikopter ini akan
sungguh-sungguh diluncurkan atau bagaimana prospek ekspornya. Namun,
telah ada pesanan-pesanan pertama untuk Ka-62. Kolombia dan Brasil sudah
menunggu helikopter itu untuk 2016.
Terdapat berbagai tren menjanjikan lain, termasuk
helikopter multiguna ukuran sedang Mi-38, yang pada 2013 secara resmi
menjadi kendaraan rotor yang dapat mencapai ketinggian paling maksimal
di kelasnya. Produksi akan dimulai dengan kelompok produk percobaan
TV7-117V dalam waktu dekat. Sertifikasi untuk kelompok produk itu
dijadwalkan pada akhir 2014 dan produksi massal akan dimulai pada 2015.
Pameran HeliRussia 2014 menunjukkan bahwa helikopter Rusia masih
memiliki prospek ekspor yang bagus. Meski masalah-masalah mendasar
modifikasi helikopter sipil yang baru belum berhasil dipecahkan, langit
negara lain telah terbuka bagi produk kendaraan rotor militer Rusia.
No comments:
Post a Comment