Aviadarts merupakan lomba latihan terbang untuk seluruh awak Angkatan Udara.
Di tahun kedua penyelenggaraan lomba ini, angkutan militer dan pesawat
terbang jarak jauh turut berpartisipasi untuk pertama kalinya.
Salah satu peserta lomba adalah pesawat pengangkut rudal
jelajah strategis Tu-22M3. Pesawat ini dapat mengangkut tiga rudal
jelajah X-22 yang masing-masing mampu menenggelamkan kapal pengangkut
pesawat, serta dapat menjatuhkan bom seberat 24 ton metrik ke arah
musuh. Dalam Aviadarts, Tu-22M3 mengangkut sebuah bom tanpa kendali
seberat 250 kilogram. Awak pesawat harus menjatuhkan bom ke sasaran yang
berukuran sebesar truk dari ketinggian 600 meter, pada kecepatan yang
telkah ditentukan. Aksi tersebut ibarat melemparkan sebuah koin ke dalam
lubang dari mobil yang sedang berjalan. Hebatnya, para pilot berhasil
mengenai sasaran dengan jitu.
Membanggakan dan Bergengsi
Nikolai Ageyev, komandan awak yang menjuarai
perlombaan tersebut menyatakan bahwa misi lebih mudah dipenuhi karena
perlombaan tersebut dilakukan pada siang hari yang cerah. Namun, bukan
berarti hal tersebut gampang dilakukan. Para awak harus terbang dan
menuju sasaran pada waktu yang telah ditentukan, menjatuhkan bom pada
sasaran, dan pergi tepat waktu. “Kami bisa sukses berkat latihan dan
pengalaman kami selama ini. Keikutsertaan dalam Aviadarts merupakan
suatu hal yang membanggakan dan bergengsi. Kami ingin membuktikan bahwa
kami adalah yang terbaik,” jelas awak yang berbasis di pangkalan udara
Shaykovka, dekat Kaluga tersebut. Ageyev berhasil memenangkan dua babak
kualifikasi untuk mencapai final.
Peserta lomba terdiri berjumlah 71 awak dari semua distrik
militer Rusia. Pesawat dan helikopter terbang yang mengikuti Aviadarts
berasal dari tiga pangkalan udara, yakni Voronezh,
Lipetsk, dan Ryazan. Ketika mendekati tempat latihan, pesawat-pesawat
itu akan dihadang oleh sistem misil pertahanan udara Plantsir-S1.
Mengingat kemampuan sistem ini, pertemuan itu dapat berakhir tragis
dalam pertempuran sesungguhnya. Namun selama Aviadarts pertempuran
dilakukan di atas gelombang udara, pada frekuensi yang tidak terlihat
oleh peralatan perang radio-elektronik.
Menteri Pertahanan Sergei Shoygu turut hadir untuk
menyaksikan latihan tersebut. Selain melihat aksi pemboman dan
penembakan, ia juga menyaksikan atraksi aerobatik. Jenderal Kharchevskiy, Kepala Pusat Uji Terbang Lipetsk, yang pernah membawa Putin
terbang dengan pesawat tempur, melakukan tarian balet di udara dengan
Su-30SM. Pesawat tersebut merupakan pesawat tempur supermanuver pertama
di dunia. Pesawat tempur abu-abu itu berdiri menghadap ke atas, tak
bergerak, lalu berputar-putar. Sepasang pesawat T-50 generasi kelima,
yang lebar dan datar seperti mobil Ferrari, terbang melintasi tempat
latihan. Sebuah Kamov Ka-52
melakukan aksi aerobatik yang sama seperti yang dilakukan pesawat
tempur. Baling-baling koaksial Aligator membuat Kamov bisa terbang
mundur dan ke samping, serta mengitari musuh sambil menembakinya
terus-menerus tanpa memberi kesempatan untuk membalas. Seusai
pertunjukan, Ka-52 memberi hormat kepada penonton dengan gerakan seperti membungkuk, lalu kembali ke pangkalan.
Perang
Saat perlombaan, para teknisi senjata menyusuri jalur
terbang helikopter serbu di pangkalan udara Baltimor. Mereka mengisi
persenjataan Krokodily (Buaya), Alligatory (Aligator), dan Nochnye
Okhotniki (Pemburu Malam).
Karena ini adalah perlombaan akurasi, para awak hanya
diberi amunisi minimum yakni dua roket dan sepuluh proyektil. Sebuah
sabuk peluru pendek dimasukkan ke dalam perut helikopter dan pengaman
pada senapan ditarik ke belakang menggunakan pegas sepanjang satu meter.
Helikopter-helikopter itu berangkat secara
berpasangan menuju sasaran dan roket menyebar di langit berdesir seperti
ular. Saat helikopter itu menggunakan senapannya, sasaran lenyap dalam
kepulan asap dan debu. Para juri mengamati tembakan dengan bantuan
pesawat remote control dan kamera yang ditempatkan di dekat sasaran.
Setelah pesawat serangan darat menyelesaikan aksi mereka,
rerumputan di Pogonovo pun terbakar. Cuaca panas dan angin meniup
jilatan api ke lapangan tempat latihan. Sebuah Mi-26,
helikopter angkutan militer terbesar di dunia dari pangkalan udara
Torzhok di daerah Tver, ditempeli sebuah wadah air dengan selang yang
panjang dan terbang untuk mematikan api. Helikopter tersebut dapat
mengambil tiga ton metrik air sekaligus dari sebuah danau yang tidak
jauh dari Pos Komando dan menyiramkannya ke titik-titik hitam berasap di
permukaan daratan.
Panglima Tertinggi Angkatan Udara Rusia
Viktor Bondaryov menjelaskan, Aviadarts bertujuan menunjukkan kehebatan
kemampuan terbang pilot Rusia. “Mereka dapat mengenai sasaran dalam
sekali tembak. Ini juga menunjukkan bahwa uang dari para wajib pajak
yang diberikan untuk militer tidak dihabiskan secara percuma,” jelas Bondaryov.
Panglima Tertinggi tersebut memberi medali kepada para pemenang.
Pilot yang menjadi juara pertama berhak masuk ke Akademi secara langsung
tanpa tes dan mengikuti fase Aviadarts internasional, yang
diselenggarakan di Pogonovo pada akhir Juli mendatang. Para pilot dari
Belarus, Kazakhstan, dan Tiongkok akan berpartisipasi dalam Aviadarts internasional untuk berkompetisi membawa pulang sebuah mobil baru.
No comments:
Post a Comment