Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengajukan gugatan terhadap
seorang berkebangsaan Tiongkok, Su Bin. Pria yang tinggal di Kanada ini
dituding bekerja sama dengan dua peretas untuk mendapatkan informasi
tentang pesawat militer buatan produsen AS.
Menurut laporan The Wall Street Journal, Bin ditangkap di Kanada pada 28 Juni dan harus diekstradisi.
Bin dan dua peretas ini diduga telah bekerja sejak 2009 hingga 2013. Mereka nampaknya berhasil mencuri beberapa dokumen sensitif terkait jet tempur Lockheed Martin F-22 dan F-35, serta pesawat Boeing C-17 untuk kegiatan militer.
Menurut laporan The Wall Street Journal, Bin ditangkap di Kanada pada 28 Juni dan harus diekstradisi.
Bin dan dua peretas ini diduga telah bekerja sejak 2009 hingga 2013. Mereka nampaknya berhasil mencuri beberapa dokumen sensitif terkait jet tempur Lockheed Martin F-22 dan F-35, serta pesawat Boeing C-17 untuk kegiatan militer.
Ketiganya juga dituduh melakukan konspirasi meretas dokumen penting yang berisi 1.467 halaman. AS khawatir Bin menyalahgunakan dokumen tersebut atau menjualnya kepada produsen pesawat Tiongkok.
Namun, belum diketahui apakah tindakan yang dilakukan Bin dan dua peretas itu didukung oleh pemerintah Tiongkok atau tidak. Ada kemungkinan pula, mereka melakukan peretasan untuk keuntungan pribadi.
Belakangan ini, AS terus menekan kegiatan spionase yang diduga berasal dari Tiongkok. Pada awal 2014, AS mengajukan gugatan hukum terhadap tentara Tiongkok yang diduga melakukan spionase ekonomi. Ini merupakan pertama kalinya AS secara resmi menuduh negara lain melakukan peretasan untuk tujuan ekonomi dan perdagangan.
Menurut laporan intelijen AS, upaya Tiongkok mencuri informasi rahasia ekonomi AS adalah yang paling agresif di dunia. Menurut perkiraan Dinas Intelijen AS, kerugian yang dialami negara atas kegiatan spionase Tiongkok mencapai 24 miliar hingga 120 miliar dollar AS per tahun.
http://tekno.kompas.com
No comments:
Post a Comment